Pengertian Viral marketing
Istilah
viral marketing dipopulerkan oleh Tim Draper dan Steve Jurvetson dari
perusahaan venture capital, Draper Fisher Jurvetson pada 1997 untuk
menjelaskan kesuksesan marketing Hotmail sebagai email provider. Viral
dalam tinjauan marketing adalah terjadinya suatu tindakan baik kepada
objek atau suatu pola pikir, sehingga memiliki kemampuan untuk menyebar
dan menduplikasikan diri atau mengubah objek atau pola pikiran sehingga
semakin menyerupai viral object ketika berinteraksi dengan viral object
tersebut. Dimana penyebaran ini bersifat eksponensial dan membentuk
pola penyebaran virus biologis atau epidemic.
Menurut Ferrel, Hartline dan Lucas (2004:106) adalah An electronic form of word of mouth
communication. Yang dapat diartikan sebagai suatu bentuk elektronik dari komunikasi dari mulut ke mulut.
Menurut Armstrong dan Kotler (2004:90)Viral Marketing adalah:
Viral
marketing is the Internet version of word-of-mouth marketing, that
involves creating an E-Mail message or other marketing event that is so
infectious that customers will want to pass it along to their friend.
kurang lebih dapat diartikan sebagai versi internet dari penggunaan
pemasaran dari mulut ke mulut, yang sangat berhubungan dengan
menciptakan E-Mail atau acara pemasaran yang sangat menular sehingga
pelanggan mau menyampaikannya kepada teman mereka.
Menurut Turban (2004:193) Viral Marketing :
Viral
marketing is Word-of-mouth marketing by which customer promote a
product or service by telling other about it. Yang dapat diartikan
dengan Viral Marketing adalah pemasaran dari mulut ke mulut dimana
pelanggan mempromosikan sebuah produk atau jasa dengan cara
menceritakan kepada orang lain.
Pengertian Viral Marketing
menurut Arifin (2003:115) adalah suatu program yang dirancang seperti
virus dan berjangkit dari satu orang ke orang lainnya secara cepat dan
luas. Sedangkan pengertian Viral Marketing menurut Wiranaga (2002:95)
Viral marketing merupakan perkembangan dari sistem direct selling
dengan cara memberikan imbalan yang khusus dengan bentuk menyerupai
Network Marketing atau Multi Level Marketing. Yang membedakan antara
Viral Marketing dengan Multi Level Marketing terletak pada variabel
produk, perusahaan, harga, sistem bonus, iuran, target belanja dan
berbagai syarat lainnya.
Viral marketing saat ini adalah promosi
dari mulut ke mulut dalam format elektronik. Dimana viral marketing
adalah strategi maketing yang berkaitan dengan menciptakan pesan online
yang original dan cukup menghibur yang mendorong consumer untuk
menyampaikan pesan itu ke konsumen lainnya, menyebarkan pesan didalam
web seperti virus secara
gratis tanpa membebani si pengiklan (Howard, para. 1).
Viral
marketing saat ini secara umum sangat bergantung pada teknologi
internet, dimana konsumen sangat memahami penggunaan internet dan
menggunakan internet sebagai sarana berkomunikasi sehari-hari.
Viral
marketing dan viral advertising mengacu pada teknik-teknik marketing
yang menggunakan social networks yang sudah ada untuk meningkatan brand
awareness melalui proses self-replicating viral processes dimana
penyebarannya dapat dianalogikan seperti pola penyebaran virus biologis
maupun virus komputer. Sehingga viral marketing dapat disebut juga
fenomena marketing yang memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk
menyebarkan pesan-pesan marketing secara sukarela.
Kriteria pendukung yang harus diperhatikan dalam Viral marketing menurut Wiranaga (2003:97) adalah sebagai berikut:
1.
Produknya berkualitas dan memang diperlukan oleh konsumen, bukan produk
yang mengada-ada, atau terlalu asing bagi konsumen, apalagi yang masih
kontroversial.
2. Harga produk bersaing dengan merek lain di toko atau di supermarket pada umumnya.
3. Program yang ditawarkan kepada konsumen bersifat sederhana dan mudah dimengerti.
4. Memberikan bonus minimal enam level, agar bisa mendapatkan bonus yang berarti.
5.
Bonus bersifat residual, bukan hanya satu kali saja tapi berkelanjutan
sesuai dengan penghasilan perusahaan penyelenggara program.
6. Tidak ada target menjual atau target point apapun, apalagi target penjualan downline.
7. Tidak ada syarat jumlah downline ataupun jabatan downline.
8. Tidak ada syarat pembayaran kepersertaan, biaya pendaftaran, atau syarat iuran apapun.
9. Tidak ada diwajibkan ikut seminar atau pelatihan tertentu dalam bentuk apapun.
10. Syarat belanja sesuai dengan kebutuhan wajar sebagai konsumen.
11. Pengorbanan maksimal anda hanyalah mengganti merek dari yang biasa ke merek yang memberikan program
Kelebihan dan Kelemahan Viral Marketing :
Kelebihan utama viral marketing menurut Richardson (10) :
− Internet telah menyatukan jutaan orang didunia cukup hanya dengan menekan tombol.
−
Cepatnya penyebaran informasi melalui internet tidak bisa dibandingkan
dengan sarana informasi lainnya. Pengaruh eksponen internet sangat
unik. Hanya dalam hitungan detik,
sebuah pesan bisa dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia.
−
Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk
menyebarkan informasi itu sangat kecil. Misalnya Hotmail yang hanya
mengandalkan modal sebesar $500.000 bisa menarik lebih dari 10 juta
pengguna alamat hotmail dalam satu tahun. Setiap pengguna hanya
menyisihkan uang dibawah 5 sen.
− Viral marketing mempunyai korelasi
dengan merk yang sudah terkenal, penggunaan website dan kesetian
pelanggan. Hal ini disebabkan oleh proses referal yang terdapat pada
hubungan yang berlandaskan atas rasa percaya.
− Viral marketing
memberikan kredibilitas instan pada perusahaan atau produk dan pengguna
jasa marketing yang paling ramah melalui pengiriman pesan.
− Viral
marketing bisa diukur, menawarkan kesempatan pada marketer untuk
melacak dan menganalisa keefektifan kampanye yang sudah dilakukan.
Kelemahan viral marketing:
−
Ketergantungan pada triggers (pemicu utama viral marketing yang dapat
terdiri dari berbagai media). Tanpa pemicu yang mampu menarik minat
konsumen, pesan yang disebarkan tidak akan melalui proses replikasi dan
akan mati.
− Sangat susah untuk dikontrol, dengan proses replikasi
yang cepat dan penyebaran yang luas, menyebabkan perusahaan atau ahli
pemasaran kehilangan kontrol akan isi pesan yang disampaikan.